Senin, 03 Februari 2014

Mencari Nama Jokowi di Lauhul Mahfudz

Popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi terus berada di posisi puncak.

Bahkan sebuah riset atas pemberitaan media, yang dilakukan lembaga survey Indonesia Indicator menyebutkan bahwa kepopuleran Jokowi mampu “membuat” media online “menyisihkan” berita tentang Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.

Padahal, sejumlah nama yang terlibat dalam konvensi partainya Presiden SBY itu bukan nama ringan.

Di sana ada Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, tokoh muda Anies Baswedan dan sejumlah nama lainnya.
Khusus Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan, semua sudah tahu bahwa dua nama ini juga termasuk idola media massa.

Tapi, nyatanya, kedua figur ini tak lantas menaikkan minat media massa, terutama online, untuk sering memberitakan soal Konvensi Demokrat sesering mereka memberitakan Jokowi, bahkan saat Gubernur DKI ini jongkok sekali pun.

Di saat maju sebagai calon gubernur, Jokowi adalah sosok yang menjadi bulan-bulanan banyak pihak.

Para lawannya menjadikan masalah “kesetiaan menjalankan jabatan” Wali Kota Solo sebagai titik serang.

Bertanding melawan Foke, alias Fauzie Bowo, Jokowi seakan semut melawan gajah. Tapi, semua itu tidak menjadi penghalang Jokowi untuk terpilih bersama Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama sebagai Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta.

Dari berbagai pro-kontra pencalonan Jokowi sebagai cagub DKI saat itu, media sosial menjadi ajang perang opini yang riuh rendah.

Banyak pihak menyerang dan banyak pula yang membela Jokowi-Ahok. Tapi, dari sekian banyak serangan dan pembelaan kepada Jokowi, ada satu pesan singkat di Twitter yang menggetarkan saya.

“Nama Jokowi sudah tercatat di Lauhul Mahfudz.”

Begitu kurang lebih pernyataan di Twitter yang saying tidak sempat saya rekam meski kalimatnya ya kurang lebih saya ingat seperti kutipan di atas.

Lauhul Mahfudz, meminjam ujaran para alim di kalangan Islam, adalah buku besar yang mencatat semua skenario Allah, Tuhan Sang Maha Skenario.

Jadi, kalau memang nama Jokowi sudah digariskan dalam buku besar Ilahiah itu, apa pun orang mau berbuat tak akan pernah bisa menghapusnya.

Kini menjelang 2014, nama Jokowi kembali berkibar dan masih berada di posisi puncak bahkan mengalahkan Megawati dan Prabowo Subiakto –duet pentin g di belakang keberhasilan Jokowi-Ahok memimpin Jakarta.

Banyak pihak yang berharap agar Jokowi “kembali meninggalkan jabatannya”, kali ini dari kursi Gubernur, untuk memimpin Indonesia di kursi kepresidenan.

Para pecinta dan pengharapnya menginginkan Jokowi tampil tak hanya memimpin Jakarta.
Kini, Jokowi yang kembali di serang kiri-kanan seakan diperam zaman, dan tinggal menunggu dua kemungkinan.

Jokowi matang menjadi figur yang cocok memimpin Indonesia ke masa depan, atau sebaliknya cukup hanya sampai kursi DKI-1 saja.

Di saat PDI Perjuangan pun belum sungguh-sungguh memperlihatkan niat untuk mencapreskan Jokowi dan sang Jokowi pun kerap menghindari percakapan soal pencapresan, ada baiknya para pendukung juga penyerang menghitung baik-buruknya jejak kepemimpinan Jokowi.

Lantas, apakah nama Jokowi juga tercatat dalam lauhul mahfudz sebagai Presiden RI?

Kalau ada yang bertanya seperti itu kepada saya, maka saya akan katakana “ketika kalimat itu muncul di Twitter saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta, hati saya langsung bergetar.”

Bagaimana untuk posisi capres?

Silakan semua mencarinya di mesin pencarian Ilahiah bernama Lauhul Mahfudz yang bisa diakses semua orang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Masukkan nama Jokowi di “bilah pencarian” lauhul mahfudz itu lalu "tekan enter".

Perkara terbaca atau tidak, tentu saja kembali ke kapasitas Anda masing-masing.  

Dipublikasikan di www.kabar24.com, Jum'at, 22/11/2013 11:50 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar